Membicarakan
batik barang tentu kita akan teringat pekalongan, jogja, solo. Namun di Kota
tercinta kita Cilacap, terdapat sentra industri Batik yang terkenal dengan
motifnya yang khas dan cantik. Batik Maos Cilacap, produknya cukup diminati
pangsa luar negeri seperti Inggris dan Korea Selatan. Beberapa pameran di luar
negeri yang pernah diikuti adalah di rainforest craff di Malaysia, Asean
Culture di Yordania tahun 2010, dan Indonesia Intergratet di Banglades tahun
2010. Untuk melestarikan batik Cilacap, disekolah-sekolah juga diajarkan dalam
mata diklat Seni Budaya. Dalam hal ini Guru Pembimbing bekerjasama dengan
pengrajin batik memberikan kursus tentang cara membatik. Selain itu juga
pengrajin menyediakan alat seperti canting, wajan kecil, kompor, dan malam. Dengan
harapan anak-anak akan semakin mencintai dan merasa memiliki batik Cilacap.
Sejarah Batik Maos
Pada
abad 18 Pangeran Diponegoro dan para pembesar kraton Surakarta bergerilya
sampai ke daerah maos, dan konon batik Maos merupakan salah satu karya
warisannya. Sejak saat itu, seni batik tulis mulai diperkenalkan dan hingga
saat ini dikenal dengan batik tulis Maos. Batik Maos pernah mengalami kejayaan
dan sempat tenar sekitar tahun 1960-1980 dan berangsur-angsur padam karena
kalah saing dengan batik dari Pekalongan, Jogya, dan Solo. Kemudian tahun 2007
Pelopor Batik Maos, Rajasamas batik kembali bangkit dan kini telah memiliki
kurang lebih 300 karyawan.
Motif Batik Maos dan
Maknanya
Ciri
khas warna klasik batik maos yaitu warna coklat, hitam, dan putih serta
warna-warna berani yang mencolok seperti warna biru, hijau, dan kuning.
Filosofi motifnya berhubungan dengan sandi perang Pangeran Diponegoro tahun
1825-1830. Warna-warna-dan-dampak-secara-psikologis
Contohnya:
1. Motif Rujak Senthe merupakan
lambang pemimpin harus bermakna, tegas dan
padat.
Motif rujak senthe
Motif Kembang Ambring
2. Motif Kembang Ambring
simbol pesan
persatuan dalam menghadapi musuh.
3. Motif Ladrang Manis yang bermakna
kepatuhan laskar Pangeran Diponegoro.
4. Motif Cebong Kumpul / Cuplik pring yang merupakan bahasa sandi yang menunjukkan penempatan pasukan yang siap tempur.
Motif Cebong Kumpul
Motif Wijayakusuma
5.
Motif tanaman seperti buah jeruk, buah gowok, dan Sungai Serayu, Parang Angkik
dan Motif lung terinspirasi dari lekukan ranting-ranting pohon. Tema
tumbuh-tumbuhan banyak digunakan sebab sebagian besar masyarakat Maos adalah
petani. Membatik merupakan kegiatan selingan sambil menunggu musim panen tiba.
6.
Lar Buntal: Misi pembagian wilayah/pembagian tugas.
7.
Andaindi: tingkatan/ struktur organisasi dan pembagian wewenang.
8. Blarak sineret: kebersamaan. Kemenangan dalam perjuangan
tidak hanya dicapai oleh salah satu orang atau salah satu pihak saja, tapi ada
pihak-pihak lain yang juga turut andil.
9.
Tirto Tejo Ceplok Wijayakusuma motif khas bunga wijayakusuma sebagai
simbol kota cilacap.
Sentra indutri Batik
Cilacap
Saat ini produksi batik Maos Cilacap dikelola oleh 2
kelompok usaha wanita Batik Rajasamas Di desa Maos Lor yang diketuai Ny.Euis
Rohaini dan Batik Kencana Desa Maos Kidul yang diketuai Ny Maryo.
Harga
batik Maos Cilacap bervariasi tergantung corak, motif, tingkat kesulitan serta
jenis kain yang dipakai yang berkisar Rp 300.000,00-Rp1.800.000,00.
Sedangkan untuk batik motif kontemporer berkisar Rp150.000,00 – Rp5 jutaaan
perpotong.
Fashion Batik Cilacap
Semakin Maju
Produk
batik tulis tradisional asli Cilacap cukup diminati para kolektor batik di Asia
Tenggara, Korea, Jepang dan Eropa. Batik Cilacap ini dapat dijumpai di Julia
Van Causal Boutiq, Toohool Boutiq dan Sossumi Boutiq di London, Inggris dan
sejumlah butik di Belanda. Sejumlah butik artis di Jakarta juga menjual batik
ini, antara lain Angelina Sondakh Boutiq, Ida Royani Boutiq dan Oskar Lawalata
Boutiq.
Kita
harus yakin dan mendukung agar batik Cilacap lebih maju dan berkembang.
Di Cilacap telah ada Batik Rajasamas, Batik Hendys, Batik Klumprit, Batik
Wringin Putih, Batik Kutawaru, Batik Kroya, dan mudah-mudahan kedepan akan
muncul sentra-sentra industri batik di wilayah-wilayah lain, seperti halnya
Majenang, Gandrungmangu, Patimuan, atau mungkin Kampung Laut.
Toko batik
Cilacap
Batik Cilacap sangat berkaitan dengan kedatangan
Pangeran Diponegoro dan pasukannya ke wilayah Banyumas, termasuk Cilacap,
khususnya Maos. Oleh karena itu motif-motif batik Maos umumnya bermakna dan
berkaitan dengan siasat atau sandi perang, selain juga motif-motif yang
bercorak tumbuh-tumbuhan. Misalnya saja motif cebong kumpul yang bermakna agar
pasukan berkumpul dan merapatkan barisan guna bersiap menghadapi musuh. Dalam
makna yang lebih luas, motif ini memberi makna arti penting persatuan. Dengan
persatuan dan kesatuan segala bahaya, musuh, dan kesulitan akan mudah dihadapi.
Batik Maos muncul pada abad ke-18 yang bersumber
dari tradisi batik Solo. Menurut Pak Tonik Sudarmaji selaku pengusaha dan juga
pemerhati batik asal Maos, kolektor batik memasukkan batik Maos ke dalam
genealogi batik Solo. Pak Tonik mengatakan batik Maos mempunyai karakter khas
yang membedakannya dengan corak batik Yogyakarta dan batik pantai utara.
Corak batik Yogyakarta memiliki karakter sogan
yang gelap dan batik pesisir utara berkarakter cerah atau ngejreng.
Adapun batik Maos merupakan perpaduan corak batik Yogyakarta dan batik pantai
utara. Warna dasar batik Maos memang gelap, namun terkadang tiba-tiba ada warna
cerahnya. Corak batik Maos lebih variatif. Jika batik Yogyakarta banyak sogan
yang diulang, batik Maos tidak. Terkadang ada motif yang ditumpuk dan diberi
variasi lain.
Motif batik Maos dulunya terinspirasi oleh
tanaman ubi jalar. “Orang Maos menyebutnya muntul,” ujar Saodah, 49
tahun, perajin batik. Pada perkembangan selanjutnya, berbagai tumbuhan di Maos
menjadi dasar pembuatan motif batik. Menurut salah seorang pengrajin batik
Maos, Saodah, hampir 90 persen motif batik Maos terinspirasi oleh
tumbuh-tumbuhan. Dia menyebut beberapa motif batik Maos, seperti Parang Angkik,
Sidomukti, dan Rujak Sente. Motif lainnya yang dikenal di Cilacap adalah motif
lung sakheti (sejuta). Motif Lung berasal dari lekukan ranting-ranting pohon.
Ciri khas batik Cilacap
Kota Cilacap ternyata juga memiliki
potensi besar kerajinan batik seperti kota-kota lain di Jawa Tegah yang
merupakan sentra batik terkenal seperti Yogyakarta, Pekalongan , Solo, Rembang,
dan Cirebon. Sentra produksi batik di Kabupaten Cilacap terdapat di Kecamatan Maos,
yaitu 35 km dari pusat kota. Bati produk desa ini telah mampu menembus "go Internasional",
seperti negara Thailand, Singapura, Malaysia, Kanada, dan Ingris. Jangan heran
kalau orang-orang negeri tersebut lebih suka mengenakan batik dari Maos,
Cilacap karena harganya terjangkau di negeri jiran. Soal harga, batik Maos
harganya cukup terjangkau, dan dapat bersaing dengan harga batik dari luar
daerah. Untuk jenis batik motif khas Maos harganya berkisar Rp
300.000,00-Rp1.800.000,00. Sedanagkan batik notif kontemporer berkisar
Rp150.000,00 - Rp5 jutaaan perpotong. Masalah harga tergantung dari jenis batik
dan motifnya. Batik Maos sendiri telah mengukuti sejumlah pameran di luar
negeri misalnya di pameran rainforest craffDi Malaysia, AseanCulture di Yordania
tahun 2010, dan Indonesia Intergratet di Banglades tahun 2010.
|
Batik Maos diperkirakan sudah ada
sejak abad ke-18. Pakemnya tidak berbeda jauh dengan batik asal daerah lain.
Hanya saja terkit motif begitu mencolok, dipenuhi bergam filosofi yang
benhubungana dengan sandi perang Pangeran Diponegoro tahun 1825-1830.
Contohnya, batik motif Rujak Senthemerupakan lambang kewibawaan pimpinan, motif
Kembang Ambring simbol amanah, motif Ladrang Manis yang bermakna kepatuhan laskar
Pangeran Diponegoro, dan motif Cebong Kumpul yang merupakan bahasa sandi yang
menunjukkan keberadaan laskar Pangeran Diponegoro.Simbol-simbol tersebut sangat
berkaitan dengan perang Pangeran Diponegoro di tahun 1825-1830 karena digunakan
untuk mengelabuhi pasukan Belanda pada saat itu.
Seperti kota-kota batik lainnya yang
mempunyai ciri khas, batik Maos pun memiliki ciri khas warna klasik tersendiri
yaitu warna coklat, hitam, dan putih serta waran-warna berani yang mencolok
seperti warna biru, hijau, dan kuning. Untuk motifnya umumnya mengadopsi
motif lingkungan sekitar, misalnya tumbuh-tumbuhan, binatang, dan benda-benda
alam yang lain seperti klasik Gandasuli, Rujak Senthe, dan motif kontemporer
yakni tumbuhan khas Cilacap seperti buah jeruk, buah gowok, dan Sungai Serayu.
Keunikan batik tulis Maos terletak pada motifnya yang tidak ditemui pada batik khas daerah lain. Batik Cilacap sendiri memiliki motif khas bernama Tirto Tejo Ceplok Wijayakusuma. Motif ini telah menjadi ikon batik di kota Cilacap pada tahun 1980-an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar